Minggu, 28 Februari 2010

Aku dan Dia


Tok..tok..tok…Assalamualaikum,
Ku dengar pintu diketuk dengan lembut dan seorang lelaki yang sudah ku kenali memberi salam. Dirumah sepi, hanya ada ibu yang sedang terlelap tidur siang dan aku yang sedang membaca buku di kamar.
Ku buka pintu…
“Walaikumsalam bang…dari mana siang bolong begini?”
“Dari kantor, kebetulan kerjaan udah pada kelar, jadinya iseng pengen main aja ke sini”
Aku pun ke dalam menyiapkan minuman untuk sepupuku Hari, dan dia yang sudah sering main ke sini,jadi masuk ke ruang tamu tanpa disuruh.
”Nih bang..Mala bikinin minuman yang seger deh...”
”Wuih..wuih..enak niy”
”Ouww..pastinya...”
Kami pun mengobrol...kami sebenarnya sepupuan jauh, yaitu keluarga dari ayahku, tapi karena jarak rumahnya tidak terlalu jauh, jadi hubungan keluarga kami sangat akrab.
Hari bercerita tentang pekerjaannya dan Aku bercerita tentang skripsinya yang sedang menunggu Acc dari dosen pembimbing.
”Eh ada Hari,,udah lama?Tante lagi ga enak badan, jadinya habis minum obat, tiduran”, Ibukubangun dan menyapa Hari.
”Lumayan tante”
”Udah makan belum?Tadi Mala masak sayur sop”
”Udah tante, tadi sebelum pulang makan siang dulu di kantor”
Kami bertiga pun mengobrol dan becanda, membicarakan tentang sanak saudara yang sudah lama tidak berjumpa.
HP Kemala berdering tanda bunyi pesan masuk.
Pesan dari sahabatnya,

Mal,Pak Maulana udah pulang dri luar kota, bsk katanya mw kKmpus. Gw td ktemu istrinya d sekdos

Aku tersenyum bahagia membaca pesan dari sahabatnya Kartika. Dan membalasnya,

Okeh Tik,bsk gw kKmpus, thx yua...

“Ngapain Mal,,,senyum-senyum sendiri, serem amat” Hari heran melihat Kemala.
“ngga..dosen pembimbing Mala udah pulang dari luar kota, dan besok katanya mau ke kampus, jadinya besok Mala bisa Acc” sambil tersenyum senang.
“Oooo gitu..pantesan. Mal, bang Hari pulang dulu ya..mau jemput Tari di sekolah, tadi dia sms minta dijemput, terus minta ditraktir makan katanya”
“Wah..enak bener ya, punya abang kaya bang Hari, baik banget. Mala mau ditraktir juga dong!” Aku meledeknya.
”Ayo,,boleh..tapi nanti duduknya dipelek”. Hari tertawa puas.
”Huwhhh dasar...” Akupun merungut.
”Lagian,,ga muat kali neng,,,kapan-kapan aja ya ditraktirnya”
”Siiippp”
Hari pun pergi dengan motor Vixion Modif  kesayangannya.

Keesoka harinya Kemala Janjian dengan Kartika di depan sekdos untuk bertemu dengan dosen pembimbing Pak Maulana.
”Hey Tik,,Udah lama nunggu?” Kartika Cipika cipiki dengan Kemala
”Ngga...gw jg br nyampe Mal...”
“Ayo ke ruang Pak Maulana!”
Kami pun berjalan menuju gedung dimana ruangan pak maulana berada.
Beberapa lama kemudian, Aku dan Kartika keluar dari ruangan itu dengan wajah sumringah, karena Aku sudah di Acc dan Kartika hanya tinggal revisi kesimpulannya.
Kami langsung ke tempat makan favoritnya dan memesan makanan yang sama, yaitu kwetiaw siram seafood.
“Wah..bentar lagi sidang dan lulus deh Mal...Mau ngapain ya kalo dah lulus?” Kartika berandai-andai.
“Ya..kerja Tik..!”
“Lo kapan mau kawin Mal?”
“Waduwh..ga tau tuh...” Aku menjawab asal sambil menyeruput es jeruk.
“Ko ga tau mal...mang cwo lo bener-bener udah ga pernah hubungin lo lagi Mal?”
“Udah hampir setahun lost contact Tik..kan gw jg udah sering cerita sama lo!” Aku sedikit sedih ditanya tentang cwo yang sudah lama hilang begitu saja.
“Parah juga cwo lo ya...gw malah takutnya ada sesuatu yang terjadi sama dia atau kemungkinan terburuk, dia nikah di sana, yah namanya lo sama dia kan beda pulau, beda propinsi, apalagi lo juga ga pernah ke kampungnya kan?”
“bisa juga Tik..tapi yang gw inget, terakhir dia bilang mau pergi kerja lumayan jauh, tapi untuk bilang putusnya itu ga jelas juga”
“Terus..lo masih ngarepin dia, walaupun udah setahun lost contact?” Kartika menegaskan.
“Dibilang ngarepin c ngga tik...Cuma belum ada yang bisa gantiin dia dihati gw”
“Oooo..maksudnya lo masih sayang sm dia gitu?”
“...” Akupun mengangguk mengakuinya. “Ya udah Tik...bahas yang lain aja yah, gw jadi sedih lagi nih”
“iya..iya..maaf ya bu...jadi bikin sedih gini..”
“Ga papa ko Tik”
“Ohya...lo udah mulai cari-cari lowongan kerja belum?”
“Udah c...tapi gw ketemunya harus punya pengalam mulu minimal 2 tahun sampai 3 tahun”
“nah itu dia Tik,, tapi gw pengen coba tanya sama bang Hari sepupu gw. Kalo ada, nanti gw kabarin lo juga deh Tik..”
“Sippp...makan dulu niy...pamali makanan dicuekin”
“Ah elo Tik, bisa ajah, bilang aja lo udah laper yak?”
“Nah kan Lo dah tau Mal” Tika tertawa kemudian kami menyantapnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, kami pulang. Kartika kembali ke kosannya yang jaraknya tidak terlalu jauh, karena ia ingin segera menyelesaikan revisinya, agar bisa sidang bareng dengan Kemala. Sebelum kami pulang, kami pun sholat Ashar terlebih dulu di masjid kampus.

“Tik..gw balik ya...Seamangat ya,,,biar kita bisa sidang bareng!”
“Okeh Mal...thanx yah, hati-hati di jalan Mal..”
Kemala membalasnya dengan senyuman sambil melambaikan tangan kepada Kartika yang akan menyeberang.

Malam ini di rumah Bang Hari ada Maulid sehabis Isya, aku dan keluargaku akan ke sana sehabis maghrib, tetapi ibu dan adikku Ratna yang masih kelas 3 SMP sudah berada di sana sejak sore, untuk membantu persiapan acara.
Sehabis maghrib, Aku baru sampai rumah, dan segera mandi, karena mau ke rumah Om Sandy, ayah Hari.
Aku kesana naik motor bersama ayah yang pulang hampir bersamaan denganku.

“Assalamualaikum” Ayahku memberi salam.
“Walaikumsalam” Sanak saudaraku yang sudah datang menjawab salam berbarengan
Aku pun mencium tangan saudara-saudaraku yang lebih tua. Aku senang melihat keluarga besar dari Ayah berkumpul, karena jarang sekali rasanya seperti ini, kecuali ada acara-acara khusus seperti ini.

“Ini Kemala? Udah gede yah...cantik kaya nenekmu masih muda” Nek Imah, salah satu adik Almarhumah nenekku yang sudah sakit-sakitan sehingga jarang sekali datang dalam acara kumpul keluarga, hari ini datang dengan badan yang sudah agak kurus.
Aku hanya bisa membalasnya dengan senyuman setelah aku mencium tangannya yang sudah keriput.

Kemudian kami pun berkumpul di sebuah pendopo rumah Om Sandy yang sudah disiapkan untuk acara maulid ini.
Acara berjalan dengan Hikmat dan kami pun bercengkrama, membicarakan tentang anak-anaknya dan hal-hal lainnya.
Kemala dan saudara-saudara seumurannya membantu membereskan dan merapikan makanan yang dihidangkan. Kami pun mengobrol dan asik bercanda.

“Bang Hari...sini deh,,!” Aku memanggil Hari yang sedang mengambil cemilan.
“Ada apa Mal?” Hari pun menghampiriku.
“Bang, dikantor abang lagi ada lowongan ga? Kemala pengen kerja bang, udah mulai ngelamar-ngelamar c...tapi belum ada yang pasti soalnya kemala belum sidang dan dinyatakan lulus, jadinya belum ada transkrip nilai keseluruhan dan ijazahnya”
“Kamu jurusannya akuntansi kan?” tanya Hari memastikan.
“bener bang!”
“Oooo..bisa..bantu-bantu staff accounting dikantor abang”
Wajahku mungkin terlihat sumringah “kalo buat dua orang bisa ga?”
“Memang buat siapa lagi?”
“Buat temenku Kartika”
“iya..bisa. tapi karena kalian itungannya magang, jadi kemungkinan gajinya ga terlalu besar yah!”
“iiyaa...ga pa pa Bang...namanya juga belajar”
“Huwh..kamu tuh..bisa ajah,,,ya udah sana bantu-bantu lagi,,,jangan lupa cuci piringnya sekalian ya mba...hehehe” Hari meledekku puas.
“iya juragaaaan...” Aku meladeninya dengan ejekan.
Malam sudah semakin larut dan sudah menunjukkan pukul 10 malam. Sanak saudara sudah banyak yang berpamitan pulang, walaupun masih ada yang mengobrol dan ada yang menginap karena rumahnya di luar kota.
Kami sekeluarga berpamitan pulang pukul 11, karena jarak rumah kami tidak terlalu jauh. Ayah dan Ibu pulang lebih dulu dengan motor, aku dan adikku pulang diantar Bang Hendri.

Beberapa minggu kemudian, Aku dan Kartika sudah mulai bekerja di kantor Bang Hari. Karyawan di sana ramah dan mau mngajarkan kami. Akan tetapi kami akan sidang seminggu lagi, jadi kami akan minta izin tidak hadir 2 hari sebelum sidang untuk mempelajari kembali materi-materi skripsi yang telah dibuat.

Setelah sidang selesai, kami segera merevisi skripsi dan melanjutkan pekerjaan yang sudah menunggu di kantor Bang Hari.  Karena ternyata tenaga-tenaga fresh graduated sangat dibutuhkan, sehingga kami dijanjikan menjadi karyawan di sana bulan depan yaitu bulan november.

Akan tetapi Kartika mendapat tawaran kerja di sebuah Bank daerah rumahnya, Bandung. Karena di Jakarta ia hanya kuliah dan sedikit sanak saudara.

“Mal...tolong sampein makasih banyak ke Bang Hari ya...udah mau kasih pekerjaan walaupun Cuma magang, tapi ini berguna banget buat gw mal...”
“iya..sama-sama Tik...keep contact yah”
“siippp...kalo maried, undang-undang yah!” \Kartika meledeknya.
“sama siapa Tik?”
“Siapa aja,yang berani ngelamar lo duluan...hahaha”
Aku dan Kartika tertawa bersamaan.

Selama aku dan Tika kerja di kantor Bang Hari, kami jarang sekali bertemu dengannya, karena kami berada di lantai yang berbeda.

Setelah selesai wisuda dan menerima semua ijazah dan transkrip nilai, segera aku melengkapi persyaratanku di kantor Hari, untuk menjadi karyawan.

Beberapa minggu setelah kepergian Kartika, Aku bermimpi mantan pacarku yang sudah lama tidak bertemu, datang ke rumah, akan tetapi rasa sayang ini sudah hampir redup untuknya. Aku masih menerimanya untuk bertamu, tetapi tidak untuk menjadi kekasihku. Setelah mengobrol-ngobrol dan mencoba membujukku untuk kembali dengannya, akhirnya ia tidak berhasil, kemudian aku pun tersentak bangun dengan keringat dingin membasahi keningku.
Aku menghela nafas,  agar degup jantungku dapat kembali normal. Mimpi buruk ini terjadi lagi, sudah lebih dari 2 kali mimpi ini terulang. Aku ingin menangis dan teriak, tapi aku tidak bisa, rasa sakit hati ini sudah ditorehkannya terlalu dalam.

Keesokan malam, tepatnya rabu malam.
Seseorang datang, tetapi kali ini ibu yang membukakan pintu.
Suara ini itu telah ku kenali.
“Eh Bang Hari,,,Rapih banget bang?dari mana mau kemana niy?” Aku nongol ketika sedang nonto tv. Tetapi Hari hanya membalas dengan senyuman.
“Om Misdi ada bu ..?” Hari bertanya pada ibuku.
“Ada, duduk dulu Ri...sebentar ibu panggilin ya..”
 Sesaat kemudian,,,
“Ooh..Hari...Ada apa Ri?”
Aku melihat mereka berbincang-bincang serius di ruang tamu. Tiba-tiba ayah memanggilku.
“Kemala...”
Aku segera menghampiri, “Ada apa yah?”
“Ganti baju sana, Bang Hari mau traktir kamu katanya!”
“Ah masa...beneran bang...kemala kan Cuma becanda waktu itu!”
Bang Hari terlihat aneh malam ini, tidak terlalu banyak bicara, terlihat semakin dewasa.
Aku pun ke kamar ganti baju dengan pakaian agak formil, karena melihat Hari agak rapi, jadi aku harus sedikit mengimbanginya.
Kemudian kami pun keluar dengan menaiki motor kesayangan Hari.
“Kita mau kemana bang?”
“ikut aja deh..!”
“yah...kalo bang Hari nyebur ke kali c kemala ga mau bang”
“Ngaco kamu, ya ngga lah, abang jg ga mau nyebur ke kali”
Aku masih merasa aneh, tidak biasanya bang Hari agak kaku bercanda denganku.

Sesampainya....
“Bang...kenapa ke tempat makan begini, mala kan malu ga biasa ke tempat makan mewah banget gini!”
Hari tidak menggubris perkataanku,
“kamu mau apa Mal?”
“sama dengan abang aja”
Akupun akhirnya diam saja, sampai makanan pesanan datang, kita hanya saling diam...
Makanan penutup yaitu ice cream waffle toping strawberry kesukaanku datang.
Aku tidak langsung memakannya, karena masih terasa kenyang.
“Nah,,ice cream kesukaan kamu kan?”
“Wah..bang Hari tau aja niy, makasyih bang, tapi kenapa ice cream harus ada cincinnya ya bang? Memangnya kalau makan ice cream di sini seperti ini ya?”
Hari hanya membalasnya dengan senyuman sambil menatapku lekat, “Aku ingin memberikan yang terbaik untukmu kemala. Pakailah cincin ini, sebagai tanda bahwa kamu menerima lamaranku!”
Kemala yang sedang menyuap ice cream sangat terkejut.
“Bang Hari kenapa?????”
Hari menggenggam tanganku yang tidak sedang memegang sendok.
“Aku melamarmu Kemala...”
“Tapi Bang...Kita kan saudara?”
“Kita saudara jauh, hanya saja rumah kita yang tidak terlalu jauh dibandingkan dengan sanak saudara yang lain”
“Abang tau kamu, dari ayah, ibu, dan Kartika”
“Kartika?”
“yah...aku tidak pernah lost contact dengannya, semenjak kamu masih kuliah, maavin abang Kemala”
“Jangan-jangan tadi abang bicara serius dengan ayah, membicarakan tentang ini?”
“Benar kemala..dan ini sudah abang bicarakan dengan keluarga abang dan keluarga kamu”
“Terus, gimana?” Aku sedikit gerogi, sambil menaruh sendok di pinggir piring ice cream.
“Semuanya setuju”
“Mala bingung bang...? Kenapa abang tiba-tiba bilang gini?”
“Abang sayang kemala”
Aku semakin tertegun...Aku juga memang menyayanginya, tetapi aku merasa rasa sayangku ini hanya sebatas dia sebagai abang.
“bagaimana jawaban kemala...?”

Dua minggu kemudian,
Resepsi pernikahan Hari dengan Kemala pun dilangsungkan dengan cukup meriah di rumahku. Kartika tidak lupa ku undang, dia datang dengan kedua orang tuanya, karena orangtuanya ingin sekali melihat sahabat anaknya yang sedang berbahagia.
“Mal,,,maavin gw yah ga pernah bilang kalau Bang Hari selama ini cerita dan tanya-tanya tentang lo”
“Ga mau maavin ah...sebelum lo juga nikah...”
“Iiihhh.jahat lo mal...awas ajah ya kalo gw nikah, gw ga mau undang lo!”
“lho..lho...kenapa jadi ancem-anceman gini?Becanda ko...”
Kami pun tertawa bersama....
Bang Hari hanya tersenyum melihat tingkah dan ejekan-ejekan kami yang sudah lama tak jumpa.
“pokoknya gw doain biar kalian berdua jadi keluarga sakinah, mawaddah, warahmah, dan cepet punya anak yang lucu-lucu kaya gw...” Kartika mendoakan sambil menggengam kedua tanganku dan Hari.
“Makasih Tika” Hari tersenyum pada Tika
“Tik, silahkan dicoba hidangannya, nanti jangan lupa nemuin nyokap gw dulu ya..?”
“Okeh sip..nyonya Hari,,,” Tika mengacungkan jempol.

Resepsi berjalan dengan cukup meriah dan hikmat.

“Bang...Mala Cape bener rasanya”
“Ya udah..kamu istirahat duluan ya sayang...”
“Ko manggilnya sayang Bang..”
“Haduh Kemalaku...Abang kan udah jadi suami kamu”
“Oh iya...ya...tapi Mala manggil abang apa?kan umur abang dengan kemala kan juga beda 4 tahun?”
“Hmmmm...apa ya?”
Kami sama-sama berpikir...
“Bang gimana kalau Mala panggilnya Kakanda?”
“Kakanda?terus abang panggilnya kamu Adinda?”
“Iya...boleh juga..”
“setuju...kamu ada-ada aja mal”
“eits...ko manggilnya masih gitu”
“oh iya...Adindaku”
“Nah gitu dong kakandaku...”

Tidak disangka, kami adalah pasangan yang kompak dan serasi. Kemala juga tidak segan-segn menceritakan pengalaman pahitnya yang ditinggal kekasihnya yang lama. Tetapi hal ini tidak membuat Hari cemburu ataupun marah, justru semakin sayang, karena kejujuran dan bakti Kemala kepada suaminya. Walaupun sebenarnya Kemala belum bisa sepenuhnya dapat mencintai Hari.

1 tahun kemudian setelah pernikahan, Kemala belum dikaruniai seorang anak. Hari mencoba mengkonsultasikannya ke dokter. Kemudian dokter pun memeriksakan keduanya dan memberikan solusi.
Ternyata solusi dokter itu membuahkan hasil, 4 bulan kemudian, Kemala dikabarkan telah hamil jalan 2 bulan. Hari bahagia sekali dan meminta Kemala untuk mengambil cuti atau berhenti bekerja di kantor, tetapi Kemala adalah anak yang aktif, ia tidak ingin hanya berdiam diri di rumah, dia memiliki rencana akan ambil cuti setelah jalan 8 bulan kehamilan. Hari yang melihat keyakinan dan keteguhan hati Kemala, luluh dibuatnya.

Ketika usia kehamilannya beranjak sudah 5 bulan, ia rutin memeriksakan ke dokter, pada saat di rumah bersalin, ketika Kemala menunggu dokter di ruang tunggu, tiba-tiba saja Kemala merasakan sakit diperutnya, semakin sakit, hingga ia pingsan dan mengeluarkan banyak darah.

Suster langsung menghubungi Hari untuk segera datang...tidak berapa lama kemudian Hari datang,,,
“Kami harus segera merujuknya ke rumah sakit terdekat, karena kondisi istri bapak sangat lemah”
Kemala sudah setengah sadar, dalam perjalanan ke rumah sakit.
“Kemala...kamu harus kuat sayang..”
“Maavin Kemala Bang,,, Kemala ga kuat”
“Sayang...kamu ga boleh ngomong gitu...kamu harus kuat” Hari menahan tangis, sambil menggenggam tanganku erat.
“Kemala Sayang Bang Hari”
Sesampainya di rumah sakit, Kemala segera dilarikan ke UGD, akan tetapi Hari tidak diperkenankan masuk.
10 menit kemudian, dokter keluar dari ruangan.
“Bapak suami Bu Kemala?Kami sudah berusaha Pak, tetapi Tuhan menentukan lain, istri dan bayi bapak tidak bisa diselamatkan.”
Hari menyeruak masuk ke dalam ruang UGD dengan perasaan kacau, melihat istrinya terbujur dengan wajah pucat, namun dengan seutas senyuman manis menghiasi wajah Kemala yang cantik. Hari menangis sambil memeluk istrinya erat-erat. Perasaannya kacau, pedih....ditinggalkan kekasih dan belahan jiwanya...

Ternyata Kemala memiliki kondisi kehamilan yang lemah, hanya saja Kemala tidak terlalu merasakan, ia tetap bekerja, hingga akhirnya ia mengalami pendarahan hebat, sehingga tidak dapat tertolong lagi.

Beberapa minggu kemudian........

Setelah kepergian istrinya, Hari menjadi sering sakit, ia terkena penyakit radang usus akut, hingga ia harus dirawat di rumah sakit, tetapi kondisi Hari tidak kunjung membaik. 3 hari kemudian Hari pun menyusul istrinya tercintanya, Kemala.....

0 komentar:

Posting Komentar