Selasa, 24 November 2009

HIV AIDS, Kita harus tahu!


HIV itu apa sih?
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus penyebab AIDS. HIV terdapat di dalam cairan tubuh seseorang yang telah terinfeksi seperti di dalam darah, air mani atau cairan vagina dan air susu ibu (ASI). Virus ini menyerang sistema kekbalan tubuh kita untuk melawan segala penyakit yang datang. Namun demikian orang yang tertular HIV tidak berarti langsung jatuh sakit. Seseorang bisa hidup dengan HIV dalam tubuhnya bertahun-tahun lamanya tanpa merasa sakit atau mengalami gangguan kesehatan yang serius. Lamanya masa sehat ini sangat dipengaruhi oleh  keinginan yang kuat dari diri sendiri dan bagaimana menjaga kesehatan dengan pola hidup sehat. Walaupun tampak sehat, kita dapat menularkan HIV pada orang lain melalui hubungan seks yang tidak aman, transfusi darah atau pemakaian jarum suntik secara bergantian.

AIDS itu apa ya?
AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome, yaitu kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Orang mengidap AIDS amat mudah tertular berbagai penyakit, hal itu terjadi karena sistem kekebalan di dalam tubuh menurun.

Apa aja sih yang dapat menularkan HIV?
Ø      Hubungan seksual yang tidak terlindung dengan orang yang telah terinfeksi HIV.
Ø      Jarum suntik yang tidak steril.
Ø      Mendapatkan transfusi darah yang mengandung HIV.
Ø      Ibu HIV positif ke bayinya, pada saat di dalam kandungan, ketika melahirkan atau melalui ASI.

Bagaimana HIV tidak menular?
·        Bersentuhan
·        Berciuman, bersalaman, berpelukan
·        Penggunaan peralatan makan dan minum yang sama
·        Penggunaan kamar mandi atau jamban yang sama
·        Kolam renang
·        Gigitan nyamuk
·        Tinggal serumah
·        Duduk bersama dalam satu ruangan yang sama

Bagaimana Fase Penyakit HIV/AIDS?
Fase Pertama
Fase dimana tubuh sudah terinfeksi HIV, gejala dan tanda belum terlihat jelas, kadang kala timbul dalam bentuk influenza, tetapi sudah dapat, menulari orang lain. Fase ini dikenal dengan periode jendela (window period).
Fase Kedua
Berlangsung sampai 2 – 10 tahun setelah terinfeksi HIV. Hasil tes darah terhadap HIV sudah positif tetapi belum menunjukkan gejala-gejala sakit. Orang ini dapat menularkan HIV kepada orang lain.
Fase Ketiga
Mulai muncul gejala-gejala penyakit yang terkait dengan HIV, misalnya,
·        Keringat dingin berlebihan pada waktu malam.
·        Diare terus menerus
·        Pembekakan kelenjar getah bening
·        Flu tidak sembuh-sembuh
·        Nafsu makan berkurang
·        Berat badan terus menurun, yaitu 10% dari berat badan awal dalam waktu 1 bulan.

Fase Keempat
Pada fase ini kekebalan tubuh berkurang dan timbul penyakit tertentu yang disebut dengan infeksi oportunistik seperti,
·        Kanker kulit (Sarkoma kaposi)
·        Infeksi paru-paru (TBC)
·        Infeksi usus yang menyebabkan diare terus menerus
·        Infeksi otak yang menyebabkan kekacauan mental, sakit kepala dan sariawan.
·        Penurunan berat badan lebih dari 10%
Fase yang ketiga dan keempat disebut fase AIDS

PENGOBATAN
Saat ini sudah ada obat yang dapat menekan jumlah HIV, virus penyebab AIDS. Dengan pengobatan ini, diharapkan jumlah virus HIV akan sangat berkurang dalam tubuh. Supaya obat tersebut dapat bekerja dengan efektif, diharuskan memakai sedikitnya kombinasi tiga obat sekaligus. Kombinasi obat ini dikenal sebagai terapi antiretroviral atau ART. Apabila seseorang sudah menggunakan ART, maka orang tersebut harus menggunakan ART terus menerus seumur hidup agar tetap efektif. ART tidak dapat memberantas HIV dari seluruh tubuh, jadi tidak dapat menyembuhkan dari infeksi HIV.
Obat antiretroviral (ART) membantu dengan menghambat proses pembuatan HIV dalam sel CD4, dengan demikian mengurangi jumlah virus yang tersedia untuk menularkan sel CD4 baru. Akibatnya sistem kekebalan tubuh dilindungi dari kerusakan dan mulai pulih kembali, seperti ditunjukkan oleh peningkatan dalam jumlah sel CD4.


Sumber : Suntingan dari beberapa buku yang diterbitkan oleh Yayasan Spiritia, UNICEF, dan Departemen Kesehatan.

0 komentar:

Posting Komentar